Rabu, 27 Agustus 2008

PERKEMBANGAN PERSALINAN DI INDONESIA

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25 – 50% kematian usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan. (Saifuddin, 2002)
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) menyebutkan Angka kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2003 adalah 307 / 100. 000 kelahiran hidup sedangkan menurut Badan Pusat Statistik ( BPS ) menyebutka Angka Kematian Ibu ( AKI ) di Indonesia pada tahun 2005 adalah 263 / 100.000 kelahiran hidup. Dan Angka Kematian Bayi ( AKB ) dan Angka Kematian Balita ( AKBA ) pada kurun yang sama juga mengalami penurunan. Angka Kematian Bayi ( AKB ) dari 51 / 1000 kelahiran hidup menjadi 35 / 1000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Balita ( AKBA ) dari 82,6 / 1000 kelahiran hidup menjadi 46 / 1000 kelahiran hidup.
Hasil survey menyebutkan komplikasi penyebab kematian ibu terbanyak adalah karena perdarahan, hipertensi selama kehamilan, infeksi, partus lama, dan keguguran. Sedangkan Angka Kematian Bayi ( AKB ) yang baru lahir disebabkan oleh asfiksia, infeksi, dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Melihat Angka Kematian Ibu ( AKI ) yang masih tinggi, maka Departemen Kesehatan membuat kebijakan yaitu pada tahun 2010 menargetkan Angka Kematian Ibu ( AKI ) menjadi 125 / 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi menjadi 15 / 1000 kelahiran hidup. Kebijakan ini akan mencapai hasil yang maksimal dengan adanya pelayanan kesehatan yang berkualitas, tenaga penolong yang professional serta didukung oleh perlengkapan yang memadai.
Pada prinsipnya kematian ibu dan bayi dapat dicegah dan faktor – faktor pencegahnya telah diketahui. Pencegahan primer atau yang utama adalah pada ibu yaitu melalui pemeriksaan kehamilan secara teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, yaitu 1 kali pada trimester pertama, I kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga. Hal ini dimaksudkan agar ibu dapat melalui kehamilannya dengan sehat dan selamat. Pengawasan selama hamil memberikan manfaat dengan mendeteksi secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah – langkah dalam pertolongan persalinan, sehingga pada persalinan dapat berlangsung dengan aman dan dapat melahirkan dengan selamat serta terhindar dari bahaya infeksi bagi ibu dan bayinya.
Dalam kaitannya dengan hal ini, bidan sebagai ujung tombak pelayanan asuhan kebidanan harus dapat berperan lebih besar yaitu tidak hanya pengawasan pada ibu selama kehamilan, namun juga sebagai pendamping atau penolong persalinan, pengawasan dan perawatan ibu selama masa nifas serta perawatan bayi baru lahir.
Adapun angka pelayanan asuhan kebidanan pada ibu bersalin di RB Hidayat sebagai lahan praktek yang dijadikan tempat penelitian penulis, satu tahun terakhir ( tahun 2007 ) yaitu sebesar 750 kelahiran hidup. Dan tidak ada Angka Kematian Ibu ( AKI ). Hal tersebut dapat terjadi karena pelayanan yang diberikan sesuai dengan SOP.
Dalam mendukung upaya Making Pregnancy Safer yang bertujuan untuk menekan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, penulis melakukan asuhan kebidanan secara kompehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas dan pada bayi baru lahir. Asuhan kebidanan komprehensif ini dilakukan dengan cara memantau keadaan ibu pada masa hamil, bersalin, nifas dan pada pada bayi baru lahir guna mendeteksi secara dini adanya kelaianan-kelainan yang mungkin terjadi, untuk dapat segera ditangani sehingga morbiditas dan mortalitas dapat dicegah. Asuhan kebidanan ini dilakukan di RB Hidayat Bekasi.

Tidak ada komentar: